Metode Dan Strategi Pengembangan Moderasi Beragama Di Lembaga Pendidikan
Abstract
Islam adalah agama rahmatan lil "˜alamin, sehingga agama perlu dimenifestasikan untuk menjadi problem solver dalam mengatasi persoalanpersoalan bangsa. Salah satu persoalan bangsa adalah adanya pemikiran dan gerakan radikalisme yakni pemikiran dan perilaku yang lebih memberikan penekanan pada pemahaman keagamaan yang sifatnya keras dan ekstrim dan berdampak pada prilaku intolerensi agama. Oleh sebab itu perlu adanya moderasi beragama sebagai salah satu solusinya. Moderasi beragama adalah cara beragama yang santun dan toleran, tidak radikal yaitu konservatif tekstualis serta mengabaikan konteks dan tidak pula liberal yaitu terlalu mendewakan akal dan mengabaikan teks. Secara umum dapat diartikan bahwa moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan perilaku beragama yang menjauhi ekstreminitas, menjaga keseimbangan dan keadilan serta memilih jalan tengah. Lembaga pendidikan merupakan salah satau alat strataegis dan sangat tepat menjadi "laboratorium moderasi beragama". Sekolah sebagai institusi pendidikan dapat menumbuhkan pola pikir moderasi beragama dengan kondisi bahwa pandangan eksklusif dan tindakan ekstremisme kekerasan dalam jubah agama akan merusak sendi serta tenun kebangsaan yang majemuk. Ada tiga pintu utama cara bagaimana pemahaman radikal dan intoleransi melakukan penetrasi di lingkungan sekolah; pertama, kegiatan ekstrakurikuler. Kedua, peran guru dalam proses belajar mengajar. Ketiga, melalui kebijakan sekolah yang lemah dalam mengontrol masuknya radikalisme di sekolah. Metode pengembangan moderasi beragama dalam lembaga pendidikan ditempuh melalui 3 jalur melipouti pendidikan formal, non-formal dan in-formal. Pada pendidikan formal metode pembelajaran moderasi beragama pemerintah harus melibatkan lembaga pendidikan formal lainnya dalam memperkuat nilainilai kemanusiaan, nilai-nilai kerukunan beragama, dan moderasi beragama. Metode praktis implementasi pembelajaran moderasi beragama pada anak usia dini di TPA, PAUD, Madrasah diniyah, Pondok Pesantren di fokuskan pada tiga aspek yaitu: 1) Penguatan Aqidah; 2) Pendidikan Akhlak; dan 3) Pembinaan Nilai Toleransi. Ketiga fokus ini diimplementasikan melalui program pembelajaran, pembiasaan dan pemberian teladan. Pada pendidikan in-formal pendidikan moderasi beragama yang bisa dilakukan orang tua antara lain sering-sering orang tua mengajak dialog secara terbuka pada anak untuk membangun sikap moderat dalam paham keagamaan anak serta dalam beberapa kesempatan mengajak anak untuk bersosiala atau mengikuti kajian majlis taklim setempat untuk menumbuhkan sikap empati anak terhadap berbagai masalah sosial dan diajak berpikir memecahkan permasalahan sosial berbasih moderasi beragama. Pengkajian lebih dalam tentang bagaimana pembelajaran PAI agar mampu mengembangkan moderasi beragama dengan pendekatan yang multikultural dan efesien. Hal ini sejalan dengan penegasan Amin Abdullah bahwa kajian keislaman kontemporer memerlukan pendekatan integratif (multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin) agar pemahaman dan penafsiran agama tidak terlepas kontak dengan realitas. Integrasi kurikulum dalam konsepsi yang paling sederhana adalah tentang membuat hubungan. Selanjutnya mereka menawarkan tiga kategori utama sebagai titik pangkal untuk memahami perbedaan pendekatan menuju integrasi yakni multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin.References
Ahmad Najib Burhani, Pluralism, Liberalism and Islamism: Religious Outlook of Muhammadiyah,"– Studia Islamika 25, no. 3 (2018).
Amrullah, M. K., & Islamy, M. I. (2021). Moderasi Beragama: Penanaman Pada Lembaga Pendidikan Formal Dan Nonformal. NIZHAM: Jurnal Studi Keislaman, 9 (2)
Bakri, S., Hasan, A. K., Rohmadi, Y., & Purwanto. (2019). Reviewing The Emergence Of Radicalism In Globalization: Social Education Perspectives. International Journal of Innovation, Creativity and Change, 6 (9)
Dirga Maulana, Ruang Moderasi Beragama dalam http://mediaindonesia.com, tanggal 30 Juni 2022
Faruq, U. Al, & Noviani, D. (2016). Pendidikan Moderasi Beragama Sebagai Perasai Radikalisme Di Lembaga Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam, 14 (01)
Haryani, E. (2020). Pendidikan Moderasi Beragama Untuk Generasi Milenia: Studi Kasus "˜'Lone Wolf" Pada Anak di Medan.EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan, 18(2)
Iffaty Zamimah, Moderatisme Islam Dalam Konteks Keindonesiaan (Studi Penafsiran Islam Moderat M. Quraish Shihab), Al-Fanar: Jurnal Ilmu Al-Quran Dan Tafsir, 1.1 (2018)
Kamali, The Middle Path of Moderation in Islam: The Qur"˜anic Principles of Wasathiyyah; Yusuf al Qardhawi, Al Khsosois Al "˜Ammah Lil Islam (Kairo: Maktabah Wahbah, 1977);
Shihab, Wasathiyyah: Wawasan Islam Tentang Moderasi Beragama; Kementerian Agama Republik Indonesia, Moderasi Beragama, Pertama. (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019)
Kasinyo Harto, Pengembangan Pembelajaran PAI Berwawasan Wasatiyah Upaya Membangun Sikap Moderasi Beragama Peserta Didik, (Yogyakarta : Semesta Aksara, 2021).
Kemendikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, V (Beta (21) Online, 2016) Umar Al Faruq dan Dwi Noviani: Pendidikan Moderasi Beragama Sebagai Perisai Radikalisme di Lembaga Pendidikan,.
Kementerian Agama RI, Moderasi Beragama, Cetakan Pertama (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 20190
M. Amin Abdullah, Multidisiplin, Interdisiplin, & Transdisiplin: Metode Studi Agama & Studi Islam Di Era Kontemporer (Yogyakarta: IB Pustaka, 2020)
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur'an Jilid 1, Tafsí®r Al-Mishbí¢áº–, Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qurʾan / M. Quraish Shihab; 1, Cetakan IV (Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Mohamad Fahri, Moderasi Beragama Di Indonesia"–; Kementerian Agama Republik Indonesia, Moderasi Beragama; Haslina Ibrahim, The Principle of Wasaá¹iyyah (Moderation) and the Social Concept of Islam: Countering Extremism in Religion,"– AL-ITQÄ€N, no. 1 November (2018)
Mohammad Hashim Kamali, The Middle Path of Moderation in Islam (Oxford University Press, 2015)
Mohammad Hashim Kamali, The Middle Path of Moderation in Islam: The Qur"˜anic Principles of Wasathiyyah (NEW YORK: Oxford University Press, 2015);
Yusuf al Qardhawi, Fiqhu Al Wasathiyyah Al Islamiyyah Wa At-Tajdid
(Ma;Alim Wa Manarat) (Mesir: Markaz al Qordhowi lil Wasathiyyah al
Islamiyyah wa at-Tajdid, 2009); Shihab, Wasathiyyah: Wawasan Islam
Tentang Moderasi Beragama
Moleong, J. L. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Priatmoko, S. (2021). Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren Di Madrasah. MIDA : Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 4(1)
Rasmuin and Saidatul Ilmi, Strategi Implementasi Pendidikan Karakrer di Masa Pandemi Covid 19, (studi Kasus di MAN 2 Bayuwangi, Indonesia journal of Islamic Education Studies (IJIES) 4.1 (2021.
Sabic-El-Rayess, A. (2020). Epistemological Shifts In Knowledge And Education In Islam: A New Perspective On The Emergence Of Radicalization Amongst Muslims. International Journal Of Educational Development, 73 (December 2019)
Sauqi Futaqi, Konstruksi Moderasi Islam (Wasathiyyah) Dalam Kurikulum Pendidikan Islam, PROCEEDINGS: Annual Conference for Muslim Scholars, 2018.
Sudiapermana, E. (2009). Pendidikan Informal. Jurnal Pendidikan, 4 (2)
Susan M. Drake and Joanne Reid, Integrated Curriculum as an Effective Way to Teach 21st Century Capabilities, Asia Pacific Journal of Educational Research, 1.1 (2018).
Susan M. Drake and Rebecca Crawford Burns, Meeting Standards Through Integrated Curriculum (Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development, 2004)
Sutrisno, E. (2019). Aktualisasi Moderasi Beragama Di Lembaga Pendidikan. Jurnal Bimas Islam, 12 (2)
Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2015)
Winarto Eka Wahyudi, Indonesia sebagai Trendsetter Moderasi di ASEAN (Membangun Relasi Akademik Antara Islam dan Multikulturalisme), Kuttab : Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, 3.1 (2020).